Kisah seorang badui yang datang mengadu kepada Rasulullah ﷺ merupakan salah satu riwayat yang sangat bermakna. Kisah ini menggambarkan keindahan akhlak Rasulullah ﷺ dalam menghadapi orang yang polos, sederhana, dan mencari hidayah. Dengan kelembutan dan hikmah, Rasulullah ﷺ memberikan solusi, yang pada akhirnya memperkuat iman dan kecintaan umat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Kisah Badui yang Mengadu
Dikisahkan dalam Shahih al-Bukhari dan Musnad Ahmad, seorang badui datang menemui Rasulullah ﷺ di masjid. Dengan penuh keluguan, badui ini menyampaikan keluh kesahnya:
“Ya Rasulullah, aku hidup dalam kesulitan dan serba kekurangan. Tolong doakan agar Allah memberiku kelapangan rezeki."
Rasulullah ﷺ mendengarkan dengan tenang. Beliau mengerti bahwa badui ini merasa resah dengan keadaan dunianya. Sebagai seorang Nabi yang penuh kasih, Rasulullah ﷺ tidak hanya memberikan doa, tetapi juga menasihati dengan penuh hikmah agar badui tersebut lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.
Tanggapan Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda kepada badui itu:
“Barang siapa yang selalu beristighfar (memohon ampun kepada Allah), maka Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesusahan, memberinya kelapangan dari setiap kesempitan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."
(HR. Abu Dawud, no. 1518; Ibnu Majah, no. 3819)
Mendengar nasihat ini, badui itu merasa hatinya tenang. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa kunci dari kebahagiaan dan kelapangan hidup bukan hanya meminta, tetapi juga bertawakal kepada Allah dan memperbanyak istighfar.
Kisah Badui yang Mengomel di Masjid
Dalam kisah lain yang diriwayatkan oleh Shahih al-Bukhari, seorang badui datang ke masjid dan tanpa memahami aturan kesucian masjid, ia kencing di sudut masjid. Para sahabat yang melihatnya langsung marah dan hendak menghentikannya dengan keras.
Namun, Rasulullah ﷺ dengan tenang berkata:
“Biarkan dia menyelesaikan apa yang dia lakukan. Kemudian bersihkan tempat itu dengan seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah, bukan mempersulit."
(HR. Bukhari, no. 6128)
Setelah badui itu selesai, Rasulullah ﷺ memanggilnya dan menjelaskan dengan lemah lembut tentang kesucian masjid sebagai tempat ibadah. Badui itu merasa terharu dan berdoa:
“Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan rahmati orang lain selain kami.”
Rasulullah ﷺ tersenyum dan menjawab:
“Kamu telah mempersempit sesuatu yang luas (rahmat Allah).”
Hikmah dari Kisah Badui
-
Akhlak Mulia Rasulullah ﷺ: Kisah ini menunjukkan bagaimana Rasulullah ﷺ menghadapi orang-orang awam dengan kesabaran dan kasih sayang.
-
Pentingnya Istighfar: Rasulullah ﷺ menekankan bahwa istighfar bukan hanya permohonan ampun, tetapi juga pintu pembuka keberkahan dalam hidup.
-
Dakwah dengan Hikmah: Dalam menyampaikan ajaran Islam, Rasulullah ﷺ selalu mengedepankan kelembutan sehingga orang yang mendengar merasa dihargai dan termotivasi untuk berubah.
-
Rahmat Allah yang Luas: Seorang Muslim harus memahami bahwa rahmat Allah mencakup seluruh makhluk, dan tidak boleh memonopoli doa atau rahmat hanya untuk diri sendiri.
Sumber Riwayat
- Shahih al-Bukhari: Kitab tentang Akhlak dan Adab, no. 6128.
- Musnad Ahmad: Juz 4, Hadits no. 17205.
- Sunan Abu Dawud: Kitab tentang Istighfar, no. 1518.
- Sunan Ibnu Majah: Kitab tentang Zikir, no. 3819.
Penutup
Kisah badui yang mengadu kepada Rasulullah ﷺ menjadi pelajaran penting tentang bagaimana Islam mengajarkan kesabaran, kasih sayang, dan hikmah dalam menyampaikan dakwah. Akhlak Rasulullah ﷺ menjadi teladan bagi umat Islam untuk menghadapi berbagai karakter manusia dengan kelembutan dan keikhlasan. Semoga kita dapat meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari.