Dikisahkan ada seorang wanita kaya yang dikenal pemurah, Ummu Ja'far namanya. Kedermawanan Ummu Ja'far masyhur di kalangan masyarakat. Termasuk 2 orang pengemis yang ada di daerah itu.
Suatu hari, dua pengemis buta tersebut menunggu di pinggir jalan yang biasa dilalui oleh Ummu Ja'far. Di awal "dinas" mereka berdoa
yang pertama mengucapkan,
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِكَ
"Ya Allah, anugerahkan rezeki kepadaku dari kemurahan-Mu".
Yang kedua berdoa
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مِنْ فَضْلِ أُمِّ جَعْفَر
"Ya Allah, anugerahkanlah rezeki kepadaku dari kemurahan Ummu Ja'far,".
Kemudian Ummu Ja'far berjalan melewati kedua pengemis tersebut. Kepada pengemis pertama, Ummu Ja'far memberinya uang 2 dinar. Selanjutnya, untuk pengemis kedua diberikan 2 adonan roti dan daging ayam yang di dalamnya telah diselipkan uang 10 dinar.
Setelah Ummu Ja'far pergi, Pengemis kedua berkata kepada temannya, "berikan padaku uang itu, dan ambillah dua roti serta daging ayam ini untuk anak-anakmu". mereka berdua tidak mengetahui bahwa di dalam roti itu ada uang sepuluh dinar. Kejadian itu terulang selama sepuluh hari.
Setelah sepuluh hari berlalu, Ummu Ja'far menemui pengemis kedua yang berharap mendapat rezeki dari wanita kaya itu, untuk bertanya kepadanya.
"Apakah kamu merasa cukup dengan pemberian kami?" tanya wanita itu.
"Lho, Memangnya apa yang kamu berikan padaku?" pengemis itu kembali bertanya.
"100 dinar," jawab Ummu Ja'far.
"Tidak mungkin, demi Allah setiap hari engkau memberiku dua adonan roti dan daging ayam, lalu aku menjualnya ke temanku dengan harga 2 dinar," jawabnya.
"Begitulah, orang yang mengharapkan kemurahan Allah (pengemis pertama), maka Allah akan memberinya kecukupan dengan segera, meskipun dia sendiri tidak punya niat atau keinginan untuk itu," ujar Ummu Ja'far.
Selanjutnya, Ummu Ja'far menegaskan bahwa barang siapa yang mengadukan kefakiran kepada Allah, pasti Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Ia juga meyakini bahwa takaran rezeki setiap orang tidak akan tertukar. Ketika Allah sudah berkehendak pasti akan terjadi dan jika Allah tidak menghendaki pasti tidak akan terjadi.
Dari kisah ini, hikmah yang dapat kita ambil antara lain, bahwa saat manusia mengadukan masalahnya kepada Allah, maka Allah akan memberi jalan keluar dari arah atau dengan cara yang tak terduga. sebaliknya jika manusia mengadukan masalahnya kepada sesama maka akan mendapat jawaban..... "podo wae lek.... ". ????
disadur dari kitab Nailul Hatsits fi Hikayatil Hadits
(Abu Hafs Umar bin Hasan An-Naisaburi As-Samarqandi, Nailul Hatsits fi Hikayatil Hadits, [Beirut: Darul Kutub al-Alamiyah, 2001] halaman 62).