Uwais Al-Qarni adalah salah satu tokoh sufi dalam Islam yang kisahnya sering kali menjadi inspirasi bagi umat Muslim. Meskipun namanya tidak tercatat secara mendalam dalam sejarah sebagai tokoh besar, riwayat mengenai keikhlasan dan bakti kepada ibunya telah menjadikannya sebagai sosok yang sangat mulia di mata Allah dan Rasul-Nya. Artikel ini akan mengulas kisah hidupnya serta sumber riwayat hadits yang menceritakan keutamaan Uwais Al-Qarni.
Kisah Hidup Uwais Al-Qarni
Uwais Al-Qarni adalah seorang pria miskin dari Yaman yang hidup pada masa Nabi Muhammad ﷺ. Ia berasal dari suku Murad di negeri Qaran. Meskipun tidak pernah bertemu langsung dengan Rasulullah ﷺ, Uwais adalah seorang tabi'in, yaitu generasi setelah sahabat. Keimanan dan kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya begitu mendalam, sehingga ia dianggap sebagai salah satu tabi'in terbaik.
Hal yang paling dikenal dari Uwais adalah baktinya kepada ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang sakit-sakitan, dan Uwais merawatnya dengan penuh kasih sayang. Bahkan, ia rela mengorbankan kesempatan untuk bertemu Rasulullah ﷺ demi memenuhi tanggung jawabnya kepada ibunya. Tindakan ini menunjukkan keikhlasan dan pengabdian luar biasa, yang menjadikannya istimewa di sisi Allah.
Keutamaan Uwais Al-Qarni dalam Hadits
Rasulullah ﷺ pernah memberikan wasiat kepada para sahabat tentang keutamaan Uwais Al-Qarni, meskipun beliau tidak pernah bertemu dengannya secara langsung. Berikut adalah salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib:
Hadits tentang Keutamaan Uwais Al-Qarni: Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya akan datang kepada kalian seorang laki-laki dari Yaman yang bernama Uwais bin Amir dari Murad, kemudian dari Qaran. Ia pernah terkena penyakit kusta, lalu sembuh kecuali sebesar uang dirham. Ia memiliki seorang ibu yang selalu ia berbakti kepadanya. Seandainya ia bersumpah kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan sumpahnya. Jika kalian bisa memintanya untuk memohonkan ampunan untuk kalian, maka lakukanlah.”
(HR. Muslim, no. 2542)
Keajaiban Doa Uwais Al-Qarni
Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib mencari Uwais Al-Qarni untuk memenuhi wasiat Rasulullah ﷺ. Ketika Umar bertemu dengan Uwais, ia meminta Uwais untuk memohonkan ampunan bagi dirinya, sebagaimana disabdakan Rasulullah ﷺ.
Riwayat ini menunjukkan bahwa Uwais Al-Qarni adalah seorang yang sangat dekat dengan Allah. Doanya mustajab, dan ia adalah sosok yang dimuliakan di langit karena ketakwaan serta baktinya kepada ibunya.
Pelajaran dari Kehidupan Uwais Al-Qarni
Kisah Uwais Al-Qarni memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam, di antaranya:
- Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua: Uwais lebih memilih merawat ibunya daripada mencari kemuliaan duniawi. Ini menunjukkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah ibadah besar yang dapat mendekatkan kita kepada Allah.
- Keikhlasan dalam Beramal: Uwais menjalani hidupnya dengan ikhlas tanpa mencari popularitas. Keikhlasannya itulah yang membuatnya dimuliakan oleh Allah dan Rasul-Nya.
- Kekuatan Doa Orang yang Bertakwa: Allah memberikan kekuatan pada doa Uwais karena ketakwaan dan amalannya yang luar biasa. Ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah.
Penutup
Uwais Al-Qarni adalah teladan bagi umat Muslim dalam berbakti kepada orang tua dan menjalani hidup dengan ikhlas. Meskipun hidup dalam kesederhanaan dan jauh dari sorotan dunia, ia menjadi contoh bahwa kemuliaan di sisi Allah tidak ditentukan oleh status atau harta, melainkan oleh keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
Sumber Referensi:
- Shahih Muslim, Hadits No. 2542.
- Al-Bidayah wa Nihayah karya Ibn Katsir.
- "Kisah-Kisah Teladan Islam" oleh Abdul Wahid, cetakan Darussalam.
